9 YOUNG AND OBSESSED
Dunia jam tangan kini diramaikan dengan lonjakan kehadiran kawula muda.
Selama ini kita kerap kali mengasosiasikan jam tangan mewah yang dibuat oleh watchmaker dengan usia penikmatnya yang berumur. It used to be like that, yet not entirely correct right now. Beberapa tahun belakangan, permintaan pasar akan produk ini mengalami pertumbuhan, meski sumbernya datang dari tempat yang tak terduga, seperti yang dikutip dari ucapan salah satu narasumber CNBC Television, “The demand came from the most surprising place.” Permintaan ini berasal dari sebuah kelompok yang berangsur mendominasi usia produktif di dunia, Gen Z.
Fenomena ini diperkirakan bermula saat pandemi. Menurut Federation of the Swiss Watch Industry FH, penjualan pasar jam tangan mewah turun 13 persen pada tahun 2020 akibat tekanan Covid-19. Uniknya, angka permintaan jam tangan mengalami pemulihan yang cepat. Nilai ekspor jam tangan tangan Swiss di seluruh dunia telah mencapai angka tertinggi sepanjang masa di tahun 2022, yaitu lebih dari 27 miliar dolar amerika (sekitar 439 triliun rupiah). Belum lagi estimasi perkembangan ukuran pasar jam tangan mewah diperkirakan akan berkembang, mulai dari 75 miliar dolar amerika (sekitar 1.219 triliun rupiah) di tahun 2021 menjadi 101 miliar dolar amerika (1.642 triliun rupiah) di tahun 2026 menurut data Boston Consulting Group. Sejauh ini, fluktuasi diperkirakan akan berjalan menuju medan yang menanjak.
Dari sisi pengguna, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Bain dari April tahun lalu menemukan bahwa pengeluaran Gen Z untuk barang-barang mewah seperti jam tangan kemungkinan akan meningkat tiga kali lebih cepat dibandingkan demografi yang lebih tua, antara sekarang dan tahun 2030. Koheren atau tidak, tren peningkatan ini berbanding lurus dengan maraknya antusiasme pada sebuah outlet yang erat dengan keseharian hidup Gen Z saat ini, media sosial. Jika ditelusuri, platform daring ini berjasa menyebarluaskan informasi, menyampaikan gelombang yang tak hanya mampu menjadi stimulan topik perbincangan, namun juga mencetuskan kebutuhan. Lihat saja fitur “keranjang kuning”, yang didesain untuk call to action. Hal ini membuktikan bahwa cara promosi yang tepat sasaran dan pengaruh yang disampaikan melalui media ini legit adanya untuk menumbuhkan urgensi pembelian.
TERLEPAS DARI STATUS ANDA SEBAGAI newbie ATAU VETERAN, KINI ANDA DAPAT DENGAN MUDAH MENEMUKAN SUMBER INFORMASI TENTANG JAM TANGAN MEWAH DIBANDINGKAN DENGAN 10 TAHUN YANG LALU.
Terlepas dari status Anda sebagai newbie atau veteran, kini Anda dapat dengan mudah menemukan sumber informasi tentang jam tangan mewah dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Berbekal input kata kunci pada gawai, et puis, voilà, berbagai pilihan konten segera muncul dalam hitungan detik. Kemudahan yang tercipta berkat konektivitas jaringan internet memungkinkan komunitas penggemar di seluruh dunia dapat terhubung dan berbagi gairahnya dalam forum, blog, dan tentunya media sosial, terlepas dari lokasi geografis, usia, maupun kelas sosial.
Buka smartphone Anda dan masukkan kata kunci seperti #watchtok, what your watch says about you, atau sebatas watches review maka Anda dapat segera menemukan berbagai angle mengenai konten jam tangan. Percayalah, saat ini semua dapat belajar dan mendalami dunia yang sebelumnya terkesan sangat eksklusif. Mungkin Anda akan tertuju pada postingan seorang Gen Z yang flexing jam tangan Cartier Crash pertamanya, atau sampai pada konten seorang kakek yang mengenakan Patek Philippe Grand Complications. Tak masalah asal Anda dapat mengambil intisarinya. Percaya atau tidak, ini merupakan format modern dari watch world for dummies, at least to me.